
Die Cast dan Boomerang Produk Sragen yang Kini Mendunia (Foto: Dok Diskominfo Sragen)
SRAGEN, KanalMuria – Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrebangwil) se-Subosukowonosraten yang di gelar di Kabupaten Sragen membawa berkah bagi beberapa pelaku UMKM.
Sebanyak 14 stand di hadirkan termasuk stand UMKM dari Sragen yang bernaung dalam Ekraf (Ekonomi Kreatif) Sragen mulai dari produk teh racikan, boomerang, wayang beber, sibori (seni melipat kain dan mewarnai, keranjang mendong, hingga briket batok kelapa.
Produk racikan teh yang dijual di sini berasal dari teh yang diracik sendiri sehingga menghasilkan teh dengan kualitas premium. Teh tersebut diramu dan diblend dengan bahan-bahan yang tidak biasa seperti kulit jeruk, buah strawbery, bunga kamboja, bunga melati atau lainnya yang diproses dan dikeringkan.
Di sini dijual bermacam-macam teh dengan berbagai rasa mulai dari teh pandan, teh leci, strawberry, jasmine yang dijual mulai harga Rp 5 ribu hingga Rp 30 ribu.
“Beberapa produk ekraf di sini rata-rata sudah ekspor keluar negeri. Seperti boomerang ini memang dijual di luar negeri dan dibeli sesuai pemesanan. Keranjang mendong dan briket batok kelapa juga sudah diekspor ke luar negeri. Kita juga ada wayang beber, sekarang sudah langka perajinnya, sehingga yang ada saat ini modifikasi dari pakem aslinya,” kata Ninok pendiri Ekraf Sragen di sela-sela Acara Musrenbangwil Senin (13/03).
Dikutip dari sragenkab.go.id, Ninok pun mengenalkan Boomerang, yaitu salah satu produk unggulan Ekraf yang dijual dengan custom unik dan dibuat Koko Handoko perajin asal Sendang Mulyo RT 26, Bonggo, Bendungan, Kedawung, Sragen.
Boomerang adalah alat untuk berolahraga berasal dari Autralia dan dahulu digunakan oleh suku Aborigin untuk berburu. Pelanggannya kebanyakan berasal dari luar negeri seperti Jerman, Perancis, Italia, Swiss, Inggris, Amerika, Canada dan Australia.
“Awalnya dari Iseng waktu awal pandemi, pekerjaan dan ekonomi jadi sulit saat itu, saya mengisi waktu dengan belajar membuat boomerang yang sedari dulu pingin saya bikin berhubung belum ada waktu bisa terlaksana saat awal pandemic,” kata Koko.
Setelah berhasil membuat bentuk sederhana/tradisional dan mempelajarinya ia memadukan dengan skill yang ia punya dengan menggambarinya.
“Yang awalnya boomerang sederhana hanya digambar, saya eksperimen bagaimana kalau gambar dengan karakter tertentu bisa di jadikan boomerang dari arah sebalik setelah dilempar. Saat itu juga belum terpikir untuk dijual,” jelasnya.
Singkat cerita, hasil karyanya ia posting di media sosial. Dan tidak disangka langsung dipesan oleh orang berkebangsaan Jerman dengan memesan 6 buah sekaligus dan yang membuat ia bangga karena yang memesannya ternyata adalah seorang Presiden Federasi Boomerang Dunia (FBA) yang bernama Guenter Moeller.
Semenjak itu namanya kian dikenal dan ia telah beberapa kali diliput oleh majalah online Australia, dan conten creator asal Amerika pun pernah meriew beberapa boomerang miliknya.
Untuk menjaga kualitas bagi pelanggannya ia menggunakan bahan premium dari plastik dan birch plywood (plywood khusus impor) .
“Alhamdulillah, saya bersyukur Allah menunjukkan jalan buat saya ini berkah pandemi. Boomerang ini saya jual bervariasi sesuai tingkat kesulitannya. Kisarannya antara USD 40 – 80. Setelah saya menguasai beberapa tehnik saya lebih suka untuk membuat pesanan tema dari pelanggan (custom) di samping itu saya membuat dengan tema sendiri saat belum ada pesanan. (jt/ok)