
Pemkab Luncurkan “Mawar Nyiteng” untuk Cegah Balita Stunting (Foto: Dok Pemkab Pemalang0
PEMALANG, KanalMuria – Menghadapi dan mengatasi stunting setiap daerah ditantang secepatnya tanggap dan mampu mengatasinya. Tak heran bila setiap daerah meluncurkan program yang diyakini efektif dalam menuntaskan persoalan nasional tersebut. Demikian pula Pemkab Pemalang yang mengenalkan program Mawar Nyiteng (Ma’e Waras Bayine Kenteng) untuk mengawal penanganan stunting.
Mawar Yyiteng bertujuan menyelamatkan ibu melahirkan dan bayinya agar tidak menjadi balita stunting yang diimplementasikan di 25 puskesmas di Kabupaten Pemalang. Gerakan ini berupa mengawal minum tablet penambah darah untuk ibu hamil.
Melansir dari pemalangkab.go.id, dalam kaitan program ini Pj Bupati Pemalang, Mansur Hidayat menjelaskan, program Mawar Yyiteng sendiri merupakan tindak lanjut dari program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng atau 5 Ng. “Program ini pendampingan ibu hamil sampai melahirkan dengan selamat yang diprakarsai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sejak 2017,” katanya beberapa waktu lalu.
Dikutip dari pemalangkab.go.id, selain Mawar Nyiteng, program lain yang dibuat Pemkab Pemalang untuk meminimalisasi kasus stunting adalah “Jamilah Asiek” (Jaga ibu hamil sampai melahirkan dilanjutkan dengan ASI Eksklusif).
Disebutkan, prevalensi stunting di Kabupaten Pemalang hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 mengalami penurunan yang luar biasa dari 24,7 persen pada 2021, sekarang turun menjadi 19,8 persen.
Penurunan tersebut, kata Mansur, berkat kerja cerdas multisektor yang di dalamnya melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Antara lain, Bappeda, Dinkes Dinsos KBPP, Dinpermasdes, Dindikbud, DPU, Dispertan, Diskominfo, Kantor Kemenag Pemalang.
“Termasuk kader Posyandu dan PKK, serta petugas Puskesmas yang tidak henti-hentinya memberikan pelayanan mengintervensi spesifik pada sasaran 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK). Yaitu ibu hamil, bayi dan anak sampai usia 2 tahun,” jelasnya.
“Bahkan upaya tersebut dilakukan mulai dari sebelum hamil, sejak remaja putri dan calon pengantin, sudah dipersiapkan agar tidak anemia yang berisiko menghasilkan generasi stunting,” tambahnya.
Mansur mengatakan, upaya yang telah dilakukan Kabupaten Pemalang untuk mempercepat penurunan stunting, dengan mengaktifkan tim percepatan penurunan stunting. Termasuk melaksanakan kegiatan rembuk stunting dari tingkat desa sampai kabupaten.
“Di mana, mewajibkan desa agar mengalokasikan dana desa untuk kegiatan stunting, semua lintas sektoral agar melaksanakan kegiatan intervensi spesifik dan intervensi sensitif,” lanjutnya.
Melalui percepatan penurunan stunting, bertujuan mendapatkan intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang lebih tajam. Dan diharapkan, sampai 2024 nanti ada 80 desa lokus stunting dan menetapkan target prevalensi stunting 9,5 persen. (ok/ion)