Home » Terlibat Match Fixing, PP Perbasi Periksa dan Bekukan Louvre Surabaya
Terlibat Match Fixing, PP Perbasi Periksa dan Bekukan Louvre Surabaya

Terlibat Match Fixing, PP Perbasi Periksa dan Bekukan Louvre Surabaya (Foto: Instagram/@louvresurabaya)

JAKARTA, KanalMuria – Tim basket Louvre Surabaya tengah diperiksa Pengurus Pusat Persatuan Basket Indonesia (PP Perbasi) atas dugaan keterlibatan kasus match fixing. Saat ini, tim basket asal Surabaya, Jawa Timur itu tengah dibekukan Perbasi karena kasus match fixing dan pelanggaran-pelanggaran lainnya.

Untuk mengusut kasus ini, Perbasi akan melibatkan ASEAN Basketball League (ABL). Sebab, kecurigaan Perbasi terhadap Louvre Surabaya muncul usai seri ABL 2023 di Batam bulan lalu.

“Yang pasti kami akan melibatkan ABL untuk bicara, karena saya tadi pagi di Bali sudah bertemu dengan FIBA Asia. Saya juga mengatakan kepada ABL, sebelum ini clear, kami tidak akan kirim tim lagi untuk ke ABL 2023,” kata Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, dalam jumpa pers di GBK Arena, Jakarta, Kamis (23/02)

Dia beralasan, tidak ingin memperlebar masalah dengan mengikut sertakan tim dalam turnamen itu, sebelum kasus match fixing Louvre Surabaya tuntas. Danny juga meminta bantuan FIBA untuk mengusut tuntas kasus pengaturan skor tersebut.

Danny berharap, keterlibatan FIBA dalam perkara ini, dapat membersihkan dunia basket Indonesia dari kasus serupa. “Kita minta clereance dari FIBA, Indonesia tolong sampaikan kita harus antisipasi bersama-sama ini. Saya berharap tidak ada lagi di Indonesia kasus yang seperti itu,” tegasnya.

Meski tengah menyelidiki kasus itu, dia mengaku tidak menuduh siapa pun pelaku pelanggaran tersebut. Dia meminta, pihak-pihak terkait harus memeriksa dengan seksama persoalan itu, karena yang terlibat banyak.

“Saya tidak menuduh ketuanya, tidak ke pemainnya. Kira harus cek, karena ini banyak yang terlibat,” lanjut Danny.

Menurutnya, pelakunya bisa dari siapa pun. Bahkan, pemain lawan, juga ada kemungkinan terlibat kasus tersebut.

Karena itu, Danny menginginkan keterlibatan ABL dan FIBA dalam menyelesaikan masalah match fixing ini. “Bisa juga musuhnya. Kalau untuk musuhnya, saya juga harus melibatkan ABL dan FIBA. Masa saya undang klub dari Thailand, Filipina, hak saya apa,” katanya.

Meski ingin kasus ini segera tuntas, dia memahami tidak bisa dengan asal memutuskan. Menurutnya, solusi terbaik saat ini adalah menghentikan kompetisi untuk sementara.

“Ini panjang, kami tidak bisa malam ini langsung memutuskan. Kami perlu menghentikan sementara tujuannya supaya semuanya biar clear. ABL sejauh ini juga menunggu hasil investigasi PP Perbasi,” ujar Danny.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Perbasi, Nirmala Dewi menambahkan, jika kompetisi itu terjadi di IBL, pihaknya dapat memanggil klub atau pemain jika terdapat masalah. “Kalau itu kompetisi kita terjadi di IBL, kita bisa panggil seperti misalnya ada permasalahan IBL kami panggil klub atau nanti ke pemain bisa kita putuskan,” terangnya.

Namun, Nirmala melanjutkan, kalau kompetisi tersebut di bawah ABL, jika ada masalah harus segera melaporkan ke FIBA Asia. “Tapi kalau ABL, bermain di beberapa negara, maka itu laporkan apa yang terjadi keputusan kita hari ini ke FIBA Asia dan kami teruskan ke beberapa pihak, dan nanti kita serahkan ke FIBA. Kan kita juga tahu bahwa FIBA juga anti yang seperti itu,” imbuhnya. (iby/ion)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *