
Hujan Lebat, Tanah Longsor dan Retakan, Ratusan Warga Mengungsi (Foto: Dok Pemkab Wonogiri)
WONOGIRI, KanalMuria – Tanah longsor dan adanya retakan tanah memaksa ratusan warga Dusun Gupakan, Desa Pucung, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri mengungsi. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Teguh Setiyono menjelaskan, peristiwa itu terjadi usai hujan deras dalam waktu satu malam mengguyur wilayah Desa Pucung pada Selasa (14/02).
“Ada retakan tanah di beberapa titik di Dusun Gupakan. Warga kemudian diungsikan. Longsor dan retakan tanah terjadi setelah Dusun Gupakan diguyur hujan lebat dalam waktu satu malam. Tanah longsor yang terbawa aliran sungai tampak seperti banjir lumpur,” jelas Teguh kepada awak media, Rabu (15/02) petang.
Dia menyampaikan, sebagian warga RT 02/RW 06 Dusun Gupakan dan semua warga RT 01 RW 07 Dusun Pucung memilih untuk mengungsi. Total, terdapat 80 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 210 jiwa mengamankan diri.
“Ada 10 lansia, 10 balita, dan 25 anak-anak diantara para pengungsi. Kami sudah melaporkan kejadian ini ke Bupati Joko Sutopo, beliau memutuskan meninjau langsung ke lokasi,” lanjut Teguh.
Untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, Joko dan BPBD Wonogiri menyiapkan satu rit logistik berupa selimut, terpal, susu, alat mandi, pakaian, hingga alat sekolah. Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri juga mengirimkan mobil dapur umum.
“Kebutuhan dasar dan petugas telah siap. Logistik ditargetkan cukup untuk tiga hari. Dari hasil rapat dengan Bupati, diputuskan warga mengungsi di SDN 2 Pucung,” ujar Teguh.
Terkait retakan tanah, para relawan dilaporkan masih mengamati perkembangannya. Sebab, curamnya kemiringan tebing, membuat para relawan kesulitan melakukan penanganan.
Teguh menambahkan, saat ini pihaknya membagi sejumlah tim untuk mengatasi bencana longsor yang terjadi di beberapa lokasi di Wonogiri. Selain itu, dia juga mengungkapkan saat ini stok logistic BPBD mulai menipis.
“Pak Bupati memberi arahan untuk mengajukan kebutuhan logistik lewat belanja tidak terduga (BTT) dan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi,” imbuhnya. (iby/ok)