
Menyebar di 19 Kecamatan, 1.208 Ekor Sapi Suspek LSD (Foto: Dok Diskominfo Boyolali)
BOYOLALI, KanalMuria – Merebaknya penyakit hewan ternak Lumpy Skin Disease (LSD) di Boyolali, membuat Pemkab Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) berupaya menangani secara maksimal.
Menurut data yang diperoleh hingga Senin (06/02), ternak sapi suspek LSD sudah mencapai 1.208 ekor dengan 32 positif LSD yang dibuktikan dengan uji laboratorium dan sudah menyebar di 19 kecamatan.
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati menjelaskan, hanya tiga kecamatan yang bebas dari LSD yakni Selo, Sawit dan Banyudono. Pihaknya mengatakan, jika LSD ini dapat dicegah dengan pembersihan kandang dan penyemprotan disinfektan. Karena LSD penyebarannya dari virus yang bersifat sporadis sehingga penyemprotan sangat diperlukan.
“Jadi penyemprotan ini sangat diperlukan, jaga kebersihan biosecurity kemudian penanganan untuk yang laporan sakit dan vaksinasi untuk penanganan tuntasnya,” terang Lucia, Jumat (10/02).
Dikutip dari laman boyolalikab.go.id, terkait vaksin LSD, perempuan yang akrab disapa Luci ini mengungkapkan Pemkab Boyolali sampai hari ini sudah menerima vaksin dari pusat sebanyak 4300, dengan 3900 vaksin sudah disuntikkan kepada hewan ternak.
Namun ke depannya, Disnakkan akan mengajukan bantuan lagi sebanyak 15 ribu agar dapat memberikan vaksinasi secara menyeluruh kepada semua hewan ternak di Kota Susu.
Di samping vaksin, bantuan terus dikucurkan berupa disinfektan ke dua Kecamatan yang paling banyak ditemui kasus LSD yakni Juwangi dan Wonosamodro yang masing-masing diberikan 10 jerigen.
Dengan bantuan tersebut, diharapkan pihak desa dan peternak bekerjasama untuk membersihkan lingkungan dan penyemprotan kandang secara menyeluruh untuk mencegah penyebaran LSD.
Selain vaksin dan disinfektan, penanganan LSD ini diperlukan kesadaran peternak dalam hal manajemen pakan dan manajemen kebersihan kendang. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali Afiany Rifdania.
Dia menyebutkan peternak harus mampu memberikan pakan hijauan dengan kualitas yang baik. Agar hasil yang diperoleh signifikan pada kesembuhan hewan dan daya tahan tubuh menjadi lebih baik sehingga vaksin yang diberikan efektif.
“Pakan yang baik itu adalah hijauan tetapi harus dilayukan terlebih dahulu. Jadi minimal satu hari sebelumnya dilayukan kemudian baru diberikan,” jelasnya. (jt/ok)