
Layak Ditiru, Industri Cerutu Jogja, Dorong Pertumbuhan Ekonomi (Foto: Dok DPRD Jateng)
YOGYAKARTA, KanalMuria – Komisi B DPRD Provinsi Jateng menyambangi industri cerutu untuk pasar ekspor di Provinsi DIY yakni PT Taru Martani, Kamis (02/02). Kunjungan itu dilakukan untuk melihat perkembangan pengelolaan industri cerutu ekspor yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi di DIY.
Saat bertemu pihak manajemen Taru Martani, Ketua Komisi B DPRD Provinsi Jateng Sumanto mengaku sangat apresiatif karena industri cerutu tersebut yang memberikan dampak positif. Tidak hanya di bidang industri tapi juga pariwisata. Karena, pabrik Taru Martani sendiri sudah ditetapkan sebagai cagar budaya
“Pabrik itu merupakan cagar budaya yang sudah berdiri sejak 1918 dan sekarang dikelola Pemprov DIY. Dalam perkembangannya, industri cerutu sudah ekspor ke luar negeri,” katanya, seperti dikutip dari laman dprd.jatengprov.go.id.
Dari ekspor itu, Taru Martani mampu menghasilkan sekitar Rp 10 hingga Rp 13 miliar setahun. Dengan keuntungan tersebut, masih didukung dengan potensi wisata, mengingat bangunannya merupakan cagar budaya. “Kalau tembakaunya diambil dari wilayah Jateng dan Jatim,” ujarnya.
Dari hasil peninjauan itu, ia berharap sejumlah BUMD yang dimiliki Pemprov Jateng dapat meniru pola pengelolaannya. Hal itu mengingat di Jateng juga banyak memiliki gedung-gedung peninggalan Belanda, yang dahulu bergerak di sektor pertanian.
“Harapannya, Jateng juga bisa meniru karena kita juga banyak memiliki gedung-gedung heritage. Dari situ, pengelolaannya bisa dibenahi agar lebih profesional guna mendorong ekonomi daerah,” harapnya.
Sebagai informasi, Taru Martani adalah salah satu pabrik cerutu yang berlokasi di Yogyakarta. Saat ini, Taru Martani kepemilikannya berada di bawah Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.
Dengan mempekerjakan sekitar 270 karyawan, Taru Martani dapat menghasilkan hingga 5 juta batang cerutu per tahun, 70 persen di antaranya dikirim untuk memenuhi pasar luar negeri seperti Belanda, Republik Ceko, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Swiss, Australia, Asia dan negara-negara Timur Tengah.
Cerutu yang masih diproduksi sejak 1918 adalah ‘Senator’ dan ‘Mundi Victor.’ Sekarang, Taru Martani juga terbuka untuk wisatawan. (yk/ok)