Home » Cegah Stunting, Pemkab Sasar Remaja Putri dan Ibu Hamil
Cegah Stunting, Pemkab Sasar Remaja Putri dan Ibu Hamil

Cegah Stunting, Pemkab Sasar Remaja Putri dan Ibu Hamil (Foto: Dok Pemkab Wonogiri)

WONOGIRI, KanalMuria – Pemkab Wonogiri gencar melakukan sosialisasi pencegahan stunting pada kalangan remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Sosialisasi bertujuan mencegah kemungkinan terjadinya kasus stunting sejak janin berkembang dalam kandungan.

Kabid Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri, Teguh Santoso mengatakan, upaya penanggulangan stunting memerlukan kerja sama beberapa pihak. Organisasi perangkat daerah (OPD) yang berperan dalam penyebarluasan informasi terkait kesehatan remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil adalah Dinas Kesehatan dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri.

“Inilah kenapa sosialisasi kesehatan tidak hanya diperuntukkan bagi ibu hamil dan balita, tetapi dari usia remaja putri. Kecukupan gizi dan nutrisi seimbang sedari remaja (putri) sangat menentukan apakah nanti di masa depan ketika dia hamil akan melahirkan anak stunting atau tidak,” tutur Teguh, Rabu (25/01).

Melansir dari laman wonogirikab.go.id, seseorang yang mengalami kekurangan gizi dan malnutrisi dari usia anak-anak hingga dewasa bisa menjadi faktor internal penyebab dirinya di masa depan akan memiliki keturunan dengan kasus stunting.

Teguh menyampaikan, kantor Kemenag Kabupaten Wonogiri juga aktif melakukan sosialisasi stunting saat pendampingan calon pengantin. Hal ini dimaksudkan agar calon pengantin bukan hanya paham tentang agama dan tanggung jawabnya setelah berkeluarga. Tetapi juga paham tentang pentingnya pola hidup sehat dalam upaya pencegahan bertambahnya kasus stunting.

Dia menegaskan, kasus stunting bukan hanya dilihat dari ciri tubuh pendek, tetapi juga beberapa ciri fisik lainnya.

“Ciri stunting itu bukan hanya tubuh pendek, ya. Kalau garis keturunannya sudah bertubuh pendek, ya, mau gimana lagi. Tapi tidak serta merta anak yang tubuhnya pendek itu stunting. Banyak tanda lainnya seperti keterlambatan tumbuh kembang dan kesulitan konsentrasi saat belajar, ini yang sering terlihat pada kasus anak stunting,” terangnya.

Teguh juga menambahkan, performa buruk pada memori belajar, tanda pubertas terlambat, anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact dan konsentrasi utamanya pada usia 8-10 tahun, serta mudah mengalami penyakit infeksi juga menjadi tanda-tanda anak mengalami stunting.

Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri telah melakukan konvergensi evaluasi program penanggulangan stunting dengan beberapa OPD lainnya, antara lain Dinas Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A). Selain itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pekerjaan Umum dalam upaya penyediaan air bersih dan sanitasi, serta Tim Penggerak PKK di tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan untuk bersama-sama menanggulangi stunting. (jt/ok)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *